DIKNAS RI - SMAN 3 Unggulan Kayuagung Web IntraNet SMAN 3 Unggulan Kayuagung ROHIS SMAN 3 Unggulan Kayuagung JARDIKNAS - SMAN 3 Unggulan Kayuagung Web KAB. OKI Sumatera Selatan - SMAN 3 Unggulan Kayuagung

Archive for 2014

Kreatifitas

Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang tersebut memecahkan ide yang asli atau menghasilkan suatu yang adaptis (fungsi kegunaan) yang secara penuh berkembang. Kreativitas dan kecerdasan seseorang terkandung pada kemampuan mental yang berbeda-beda. Kreativitas menurut J.P. Guilford disebut berpikir divergen, yaitu aktivitas mental yang asli, murni dan baru, yang berbeda dari pola pikir sehari-hari dan menghasilkan lebih dari satu pemecahan persoalan.
Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan ide-ide kreatif yang berakhir pada proses dimana terjadinya suatu perubahan. Perubahan yang dihasilkan dapat berupa perubahan positif dan juga perubahan negatif yang terjadi pada objek ataupun bidang tertentu. Tetapi sebelum adanya perubahan sebagai hasil dari kreativitas, ada suatu kemampuan yang ada pada pola pikir manusia yang mana dapat menentukan sebuah perubahan itu akan menjadi cukup baik, baik,  ataupun sangat baik, dan kemampuan itu lebih menitikberatkan pada implementasinya, ialah yang dimaksud dengan inovasi. Pandangan pola pikir yang mengacu pada inovasi disebut pola pikir yang inovatif.
Lantas kita sering membaca surat kabar, majalah, dan surat kabar lainnya  dimana banyak sekali berita tentang orang yang menjadi sukses karena perubahan-perubahan yang dilakukan berdasarkan kemampuannya menciptakan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Salah satu orang yang telah melakukan itu adalah penemu situs sosial media Twitter, Jack Dorsey. Berawal dari keprihatinannya dalam menggunakan sosial media yang digunakannya saat itu, yaitu Yahoo Messenger, Dorsey mempunyai ide untuk membuat sebuah sosial media baru dimana semua orang yang bergabung di dalamnya dapat berbagi status dengan lebih mudah. Berbekal kemampuannya dalam bidang software dan web, ia bersama kedua temannya bekerjasama membuat sosial media Twitter, walaupun butuh waktu 5 tahun lamanya hingga Twitter dapat diluncurkan dan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Sekarang Twitter telah menjadi sosial media terpopuler kedua di bawah Facebook dan mengalahkan Yahoo Messenger, sosial media yang digunakannya dulu. Twitter terlahir berkat ide kreatif dan inovatif dari Dorsey yang ingin perubahan yang bernilai “lebih”. Masih banyak lagi kisah sukses seseorang karena pola pikirnya yang kreatif serta diimplementasikannya secara inovatif sehingga menghasilkan perubahan yang bermutu, selain berguna bagi dirinya pada khususnya, pemikirannya telah membantu banyak orang disekitarnya.
Jadi, banyak sekali manfaat dari adanya perubahan-perubahan yang dalam hal ini adalah perubahan yang positif dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi semuanya tidak terlepas dari daya pikir kita yang inovatif dan juga kreatif. Bicara tentang kreatif dan inovatif, keduanya berjalan bersamaan tetapi ada pembeda diantara keduanya sehingga seolah-olah ada dinding pembatas, sehingga mereka tidak dapat saling bercampur satu sama lain. Hubungannya adalah inovatif itu berawal dari adanya kreativitas, jadi bila ingin menghasilkan perubahan yang baik, kita perlu mengoptimalkan keinginan pada diri kita untuk melatih diri untuk menjadi seorang yang kreatif dahulu, sehingga tahap berikutnya yang secara sengaja akan muncul adalah pola pikir kita yang inovatif, yang akan membantu kita agar perubahan yang kita inginkan dapat tercipta dan sesuai dengan harapan. Bila anda merasa berpikir kreatif itu sulit, tenang memang pada dasarnya kita telah dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kemampuan ini, tinggal kemauan dari diri kita, bahkan kemampuan untuk berpikir kreatif sendiri tidak dapat diukur dengan nilai IQ (Intelligence Quotient) yang kita miliki. Seorang Albert Einstein pun berkata bahwa imajinasi lebih baik dibanding kecerdasan. Imajinasi berkait dengan kreativitas, Oleh sebab itu mari kita tingkatkan kreativitas!

DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Abdul. (2004). Psikologi Suatu Pengantar : Dalam Perspektif Islam.      Jakarta: Predana Media.
Aku ingin sukses, ‘7 Kebiasaan Orang yang Inovatif ‘,Portal Anda Menggali Inspirasi, Motivasi, dan Pengembangan Diri, 08 Agustus 2013,< http://www.akuinginsukses.com/7-kebiasaan-orang-yang-inovatif//> [diakses 17 Januari 2014 pukul 06.30 WIB]



Selasa, 18 Maret 2014
Posted by LUKMAN ADIANSYAH

Tipe Kelompok Pseudo dan Penerapannya

Manusia sebagai makhluk sosial, tentu tidak dapat memisahkan diri dari kebutuhannya terhadap manusia yang lain. Kita tahu bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan di dunia ini terbentuk karena interaksi antar sesama manusia dan benturan kepentingan antara manusia yang satu dengan yang lain. Sejak dahulu hingga sekarang, manusia telah disibukkan dengan keterciptaannya norma dan kehidupan berkelompok mereka. Hingga pada akhirnya disepakatilah aturan-aturan dan norma-norma itu untuk mengatur jalannya keberlangsungan hidup. Oleh sebab itu, kehidupan berkelompok memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia hingga sekarang ini.
Interaksi antar sesama, mempengaruhi terbentuknya sebuah kelompok. Kita tahu bahwa kelompok-kelompok yang terbentuk, memiliki kesamaan ide dan kepentingan, sehingga terbentuklah semacam interaksi hingga disepakatilah untuk menjalani hal tersebut secara bersama-sama agar ide dan kepentingan tersebut dapat tercapai dan sesuai harapan. Meskipun pada proses pembentukannya, terdapat banyak perbedaan sebelum ataupun setelah terbentuknya kelompok itu. Kelompok-kelompok juga memiliki tipe-tipe berdasarkan efektivitasnya, seperti yang dikemukakan oleh Johnson (2006), diantaranya kelompok pseudo, kelompok tradisional, kelompok efektif, dan kelompok kinerja-tinggi. Disini kita akan fokuskan kepada apa itu kelompok pseudo dan bagaimana penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok pseudo diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya diberikan tugas untuk melaksanakannya secara bersama-sama, namun salah satu, bahkan semua anggotanya tidak berminat untuk melaksanakannya. Meskipun mereka berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, tetapi pada hakikatnya mereka bersaing. Mereka berusaha menghambat kinerja satu sama lain, bahkan menyembunyikan informasi dan berusaha menyesatkan sesama anggota. Akibatnya pekerjaan mereka lebih maksimal bila bekerja sendiri dibanding bekerja sama. Contohnya adalah salesman, mereka bersaing untuk menjual produknya agar cepat habis dan memiliki keuntungan yang besar, agar menjadi salesman terbaik tentunya.
Penggolongan pada sistem kelompok semacam ini, memaksa para salesman memahami bahwa mereka tidak perlu menguras tenaga untuk melakukan kinerja yang maksimal dalam berkelompok, karena justru dengan berkelompok mereka akan memiliki keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan bekerja sendiri. Salesman yang tidak dapat menjual dagangannya dengan baik, akan tersingkir karena adanya evaluasi yang secara tidak langsung mengurutkan kinerja mereka dari yang tertinggi hingga yang paling rendah. Sistem ini memang tidak baik jika dipandang dari segi kekompakan kelompok, tetapi dari segi individu yang menjalaninya mungkin inilah jalan yang terbaik demi meraup keuntungan.
Jadi, pada tipe kelompok Pseudo memang memiliki banyak nilai-nilai  negatif yang kurang baik untuk diterapkan di dalam kehidupan berkelompok, tetapi kita harus harus tetap memiliki pandangan yang positif tentang tipe kelompok ini. Nilai yang negatif itu diantaranya tidak kuatnya kerjasama dalam kinerja kelompok, kurangnya komitmen terhadap masa depan kelompok, dan kuatnya aroma persaingan di dalam kelompok yang membuat suasananya tidak kondusif. Tetapi terlepas dari itu semua, kita harus tetap berpikir positif, toh itu semua terjadi karena keadaan, yang terpenting bila kita tidak sedang dalam keadaan seperti keadaan yang dirasakan oleh anggota kelompok bertipe pseudo, setidaknya kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus saling pengertian, komitmen, berkontribusi aktif atas komitmen yang telah dibuat sejak awal terbentuknya kelompok untuk masa depan kelompok yang lebih baik tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok : Edisi Revisi . Cetakan ke-2. Jakarta
          : Bumi Aksara.
Abdi Anwar Rasyid, ‘Ilmu Sosial DasarManusia Sebagai Makhluk Sosial,Serba Gunadarma, 07 April 2013,< https://anwarabdi.wordpress.com/tag/manusia-sebagai-makhluk-sosial//> [diakses 14 Maret 2014 pukul 08.30 WIB]

Posted by LUKMAN ADIANSYAH

Tugas Ngoding

Hmmm, ngoding.. ya itu namanya. Hmmm, baru-baru ini ada tugas dari dosen untuk membuat program sederhana untuk mengkonversi "Angka" menjadi sebuah kata-kata dalam bahasa Indonesia. Misalnya 99999 dibaca "Sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan", langsung aja ini saya share codingannya, semoga membantu :)


import java.util.Scanner;

public class Tugas1 {
    public static void main (String[] args){
   
    Scanner in = new Scanner (System.in);
   
    System.out.print("Masukkan nominal : ");
    String m = in.nextLine();
   
    int ma=Integer.parseInt(m);
       
    String k = peubah(ma);
    System.out.print(k);
    String l =nol(ma);
    System.out.println(l);
    }
   
   
    public static String peubah(int s){
       
        String hurufdariangka=" satuduatigaempatlimaenamtujuhdelapansembilansepuluhsebelas";
        String a ="";
       
        if (s<=12){
            if (s==1){
            a = " " + hurufdariangka.substring(1,5);
            }
            else if (s==2){
            a = " " + hurufdariangka.substring(5,8);
            }
            else if (s==3){
            a = " " + hurufdariangka.substring(8,12);
            }
            else if (s==4){
            a = " " + hurufdariangka.substring(12,17);
            }
            else if (s==5){
            a = " " + hurufdariangka.substring(17,21);
            }
            else if (s==6){
            a = " " + hurufdariangka.substring(21,25);
            }
            else if (s==7){
            a = " " + hurufdariangka.substring(25,30);
            }
            else if (s==8){
            a = " " + hurufdariangka.substring(30,37);
            }
            else if (s==9){
            a = " " + hurufdariangka.substring(37,45);
            }
            else if (s==10){
            a = " " + hurufdariangka.substring(45,52);
            }
            else if (s==11){
            a = " " + hurufdariangka.substring(52,59);
            }

        }


        else if(s<20){
            a = peubah(s-10) + " belas";
        }
        else if(s<100){
            a = peubah(s/10) + " puluh" + peubah(s%10);
        }
        else if(s<200){
            a = " seratus" + peubah(s-100);
        }
        else if(s<1000){
        a = peubah(s/100) + " ratus" + peubah(s%100);
        }
        else if(s<2000){
        a = " seribu"+ peubah(s-1000);
        }
        else if(s<1000000){
        a= peubah(s/1000) + " ribu" + peubah (s%1000);
        }
        else if(s<1000000000){
        a=peubah(s/1000000)+" juta"+ peubah(s%1000000);
        }
       
        return a;
       
    }
   
    public static String nol (int xa){
        String hurufdariangka ="nol";
        String b="";
        if(xa ==0){
            b=" "+hurufdariangka.substring(0,3);
        }
        return b;
    }
   
}


Rabu, 12 Maret 2014
Posted by LUKMAN ADIANSYAH

- Copyright © Good Day -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -