Archive for 2014
Kreatifitas
Kreativitas
adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang
tersebut memecahkan ide yang asli atau menghasilkan suatu yang adaptis (fungsi
kegunaan) yang secara penuh berkembang. Kreativitas dan kecerdasan seseorang
terkandung pada kemampuan mental yang berbeda-beda. Kreativitas menurut J.P.
Guilford disebut berpikir divergen, yaitu aktivitas mental yang asli, murni dan
baru, yang berbeda dari pola pikir sehari-hari dan menghasilkan lebih dari satu
pemecahan persoalan.
Kreativitas
juga dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan ide-ide kreatif yang
berakhir pada proses dimana terjadinya suatu perubahan. Perubahan yang
dihasilkan dapat berupa perubahan positif dan juga perubahan negatif yang
terjadi pada objek ataupun bidang tertentu. Tetapi sebelum adanya perubahan
sebagai hasil dari kreativitas, ada suatu kemampuan yang ada pada pola pikir
manusia yang mana dapat menentukan sebuah perubahan itu akan menjadi cukup
baik, baik, ataupun sangat baik, dan
kemampuan itu lebih menitikberatkan pada implementasinya, ialah yang dimaksud
dengan inovasi. Pandangan pola pikir yang mengacu pada inovasi disebut pola
pikir yang inovatif.
Lantas
kita sering membaca surat kabar, majalah, dan surat kabar lainnya dimana banyak sekali berita tentang orang yang
menjadi sukses karena perubahan-perubahan yang dilakukan berdasarkan
kemampuannya menciptakan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Salah satu orang
yang telah melakukan itu adalah penemu situs sosial media Twitter, Jack Dorsey.
Berawal dari keprihatinannya dalam menggunakan sosial media yang digunakannya
saat itu, yaitu Yahoo Messenger, Dorsey mempunyai ide untuk membuat sebuah
sosial media baru dimana semua orang yang bergabung di dalamnya dapat berbagi
status dengan lebih mudah. Berbekal kemampuannya dalam bidang software dan web,
ia bersama kedua temannya bekerjasama membuat sosial media Twitter, walaupun
butuh waktu 5 tahun lamanya hingga Twitter dapat diluncurkan dan dirasakan
manfaatnya oleh banyak orang. Sekarang Twitter telah menjadi sosial media
terpopuler kedua di bawah Facebook dan mengalahkan Yahoo Messenger, sosial
media yang digunakannya dulu. Twitter terlahir berkat ide kreatif dan inovatif
dari Dorsey yang ingin perubahan yang bernilai “lebih”. Masih banyak lagi kisah
sukses seseorang karena pola pikirnya yang kreatif serta diimplementasikannya
secara inovatif sehingga menghasilkan perubahan yang bermutu, selain berguna
bagi dirinya pada khususnya, pemikirannya telah membantu banyak orang
disekitarnya.
Jadi,
banyak sekali manfaat dari adanya perubahan-perubahan yang dalam hal ini adalah
perubahan yang positif dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi semuanya tidak
terlepas dari daya pikir kita yang inovatif dan juga kreatif. Bicara tentang
kreatif dan inovatif, keduanya berjalan bersamaan tetapi ada pembeda diantara
keduanya sehingga seolah-olah ada dinding pembatas, sehingga mereka tidak dapat
saling bercampur satu sama lain. Hubungannya adalah inovatif itu berawal dari
adanya kreativitas, jadi bila ingin menghasilkan perubahan yang baik, kita
perlu mengoptimalkan keinginan pada diri kita untuk melatih diri untuk menjadi
seorang yang kreatif dahulu, sehingga tahap berikutnya yang secara sengaja akan
muncul adalah pola pikir kita yang inovatif, yang akan membantu kita agar
perubahan yang kita inginkan dapat tercipta dan sesuai dengan harapan. Bila
anda merasa berpikir kreatif itu sulit, tenang memang pada dasarnya kita telah
dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kemampuan ini, tinggal kemauan dari diri
kita, bahkan kemampuan untuk berpikir kreatif sendiri tidak dapat diukur dengan
nilai IQ (Intelligence Quotient) yang kita miliki. Seorang Albert Einstein pun berkata
bahwa imajinasi lebih baik dibanding kecerdasan. Imajinasi berkait dengan
kreativitas, Oleh sebab itu mari kita tingkatkan kreativitas!
DAFTAR PUSTAKA
Rahman,
Abdul. (2004). Psikologi Suatu Pengantar
: Dalam Perspektif Islam.
Jakarta: Predana Media.
Aku
ingin sukses, ‘7 Kebiasaan Orang yang
Inovatif ‘,Portal Anda Menggali Inspirasi, Motivasi, dan Pengembangan Diri,
08 Agustus 2013,< http://www.akuinginsukses.com/7-kebiasaan-orang-yang-inovatif//>
[diakses 17 Januari 2014 pukul 06.30 WIB]
Tipe Kelompok Pseudo dan Penerapannya
Manusia
sebagai makhluk sosial, tentu tidak
dapat memisahkan diri dari kebutuhannya
terhadap manusia yang lain.
Kita tahu bahwa segala bentuk kebudayaan,
tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan
di dunia ini terbentuk karena interaksi antar sesama manusia dan benturan kepentingan
antara manusia yang satu dengan yang lain. Sejak dahulu hingga
sekarang, manusia telah disibukkan dengan keterciptaannya norma dan
kehidupan berkelompok mereka. Hingga pada akhirnya disepakatilah
aturan-aturan dan norma-norma itu untuk mengatur jalannya keberlangsungan hidup. Oleh sebab
itu, kehidupan berkelompok memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia hingga sekarang ini.
Interaksi
antar sesama, mempengaruhi terbentuknya sebuah kelompok. Kita tahu bahwa kelompok-kelompok
yang terbentuk, memiliki kesamaan ide dan kepentingan, sehingga terbentuklah semacam interaksi hingga disepakatilah untuk menjalani hal tersebut
secara bersama-sama agar
ide dan kepentingan tersebut dapat tercapai dan sesuai
harapan. Meskipun pada proses pembentukannya, terdapat banyak perbedaan sebelum ataupun setelah terbentuknya kelompok itu. Kelompok-kelompok juga memiliki tipe-tipe
berdasarkan efektivitasnya,
seperti yang dikemukakan oleh Johnson (2006), diantaranya kelompok pseudo, kelompok tradisional, kelompok efektif, dan kelompok
kinerja-tinggi. Disini kita akan
fokuskan kepada apa itu kelompok
pseudo dan bagaimana penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok
pseudo diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya diberikan tugas untuk melaksanakannya secara bersama-sama, namun salah satu,
bahkan semua anggotanya tidak berminat untuk melaksanakannya. Meskipun mereka berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, tetapi pada hakikatnya mereka bersaing. Mereka berusaha menghambat kinerja satu sama
lain, bahkan menyembunyikan informasi dan berusaha menyesatkan
sesama anggota. Akibatnya pekerjaan mereka lebih maksimal
bila bekerja sendiri dibanding bekerja sama.
Contohnya adalah salesman,
mereka bersaing untuk menjual produknya
agar cepat habis dan memiliki keuntungan
yang besar, agar menjadi salesman
terbaik tentunya.
Penggolongan
pada sistem kelompok semacam ini, memaksa para salesman memahami bahwa mereka tidak perlu
menguras tenaga untuk melakukan kinerja yang maksimal dalam berkelompok, karena justru dengan
berkelompok mereka akan memiliki
keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan bekerja sendiri. Salesman
yang tidak dapat menjual dagangannya dengan baik, akan tersingkir karena adanya evaluasi
yang secara tidak langsung mengurutkan kinerja mereka dari yang tertinggi hingga yang paling rendah. Sistem ini memang
tidak baik jika dipandang dari segi kekompakan
kelompok, tetapi dari segi individu
yang menjalaninya mungkin inilah jalan yang terbaik demi meraup keuntungan.
Jadi,
pada tipe kelompok Pseudo memang memiliki banyak nilai-nilai negatif yang
kurang baik untuk diterapkan di dalam kehidupan berkelompok, tetapi kita harus harus
tetap memiliki pandangan yang positif tentang tipe kelompok
ini. Nilai yang negatif itu diantaranya
tidak kuatnya kerjasama dalam kinerja kelompok, kurangnya komitmen terhadap masa depan kelompok, dan kuatnya
aroma persaingan di dalam kelompok yang membuat suasananya tidak kondusif. Tetapi terlepas dari itu
semua, kita harus tetap berpikir
positif, toh itu semua terjadi
karena keadaan, yang terpenting bila kita tidak sedang
dalam keadaan seperti keadaan yang dirasakan oleh anggota kelompok bertipe pseudo, setidaknya kita dapat mengambil
pelajaran bahwa kita harus saling
pengertian, komitmen, berkontribusi aktif atas komitmen yang telah dibuat sejak
awal terbentuknya kelompok untuk masa depan kelompok yang lebih baik tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Santosa,
Slamet. (2006). Dinamika
Kelompok :
Edisi Revisi . Cetakan ke-2. Jakarta
: Bumi Aksara.
Abdi
Anwar Rasyid, ‘Ilmu Sosial Dasar – Manusia Sebagai Makhluk Sosial ‘,Serba Gunadarma,
07 April 2013,< https://anwarabdi.wordpress.com/tag/manusia-sebagai-makhluk-sosial//> [diakses
14 Maret 2014 pukul 08.30
WIB]
Tugas Ngoding
Hmmm, ngoding.. ya itu namanya. Hmmm, baru-baru ini ada tugas dari dosen untuk membuat program sederhana untuk mengkonversi "Angka" menjadi sebuah kata-kata dalam bahasa Indonesia. Misalnya 99999 dibaca "Sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan", langsung aja ini saya share codingannya, semoga membantu :)
import java.util.Scanner;
public class Tugas1 {
public static void main (String[] args){
Scanner in = new Scanner (System.in);
System.out.print("Masukkan nominal : ");
String m = in.nextLine();
int ma=Integer.parseInt(m);
String k = peubah(ma);
System.out.print(k);
String l =nol(ma);
System.out.println(l);
}
public static String peubah(int s){
String hurufdariangka=" satuduatigaempatlimaenamtujuhdelapansembilansepuluhsebelas";
String a ="";
if (s<=12){
if (s==1){
a = " " + hurufdariangka.substring(1,5);
}
else if (s==2){
a = " " + hurufdariangka.substring(5,8);
}
else if (s==3){
a = " " + hurufdariangka.substring(8,12);
}
else if (s==4){
a = " " + hurufdariangka.substring(12,17);
}
else if (s==5){
a = " " + hurufdariangka.substring(17,21);
}
else if (s==6){
a = " " + hurufdariangka.substring(21,25);
}
else if (s==7){
a = " " + hurufdariangka.substring(25,30);
}
else if (s==8){
a = " " + hurufdariangka.substring(30,37);
}
else if (s==9){
a = " " + hurufdariangka.substring(37,45);
}
else if (s==10){
a = " " + hurufdariangka.substring(45,52);
}
else if (s==11){
a = " " + hurufdariangka.substring(52,59);
}
}
else if(s<20){
a = peubah(s-10) + " belas";
}
else if(s<100){
a = peubah(s/10) + " puluh" + peubah(s%10);
}
else if(s<200){
a = " seratus" + peubah(s-100);
}
else if(s<1000){
a = peubah(s/100) + " ratus" + peubah(s%100);
}
else if(s<2000){
a = " seribu"+ peubah(s-1000);
}
else if(s<1000000){
a= peubah(s/1000) + " ribu" + peubah (s%1000);
}
else if(s<1000000000){
a=peubah(s/1000000)+" juta"+ peubah(s%1000000);
}
return a;
}
public static String nol (int xa){
String hurufdariangka ="nol";
String b="";
if(xa ==0){
b=" "+hurufdariangka.substring(0,3);
}
return b;
}
}
import java.util.Scanner;
public class Tugas1 {
public static void main (String[] args){
Scanner in = new Scanner (System.in);
System.out.print("Masukkan nominal : ");
String m = in.nextLine();
int ma=Integer.parseInt(m);
String k = peubah(ma);
System.out.print(k);
String l =nol(ma);
System.out.println(l);
}
public static String peubah(int s){
String hurufdariangka=" satuduatigaempatlimaenamtujuhdelapansembilansepuluhsebelas";
String a ="";
if (s<=12){
if (s==1){
a = " " + hurufdariangka.substring(1,5);
}
else if (s==2){
a = " " + hurufdariangka.substring(5,8);
}
else if (s==3){
a = " " + hurufdariangka.substring(8,12);
}
else if (s==4){
a = " " + hurufdariangka.substring(12,17);
}
else if (s==5){
a = " " + hurufdariangka.substring(17,21);
}
else if (s==6){
a = " " + hurufdariangka.substring(21,25);
}
else if (s==7){
a = " " + hurufdariangka.substring(25,30);
}
else if (s==8){
a = " " + hurufdariangka.substring(30,37);
}
else if (s==9){
a = " " + hurufdariangka.substring(37,45);
}
else if (s==10){
a = " " + hurufdariangka.substring(45,52);
}
else if (s==11){
a = " " + hurufdariangka.substring(52,59);
}
}
else if(s<20){
a = peubah(s-10) + " belas";
}
else if(s<100){
a = peubah(s/10) + " puluh" + peubah(s%10);
}
else if(s<200){
a = " seratus" + peubah(s-100);
}
else if(s<1000){
a = peubah(s/100) + " ratus" + peubah(s%100);
}
else if(s<2000){
a = " seribu"+ peubah(s-1000);
}
else if(s<1000000){
a= peubah(s/1000) + " ribu" + peubah (s%1000);
}
else if(s<1000000000){
a=peubah(s/1000000)+" juta"+ peubah(s%1000000);
}
return a;
}
public static String nol (int xa){
String hurufdariangka ="nol";
String b="";
if(xa ==0){
b=" "+hurufdariangka.substring(0,3);
}
return b;
}
}