DIKNAS RI - SMAN 3 Unggulan Kayuagung Web IntraNet SMAN 3 Unggulan Kayuagung ROHIS SMAN 3 Unggulan Kayuagung JARDIKNAS - SMAN 3 Unggulan Kayuagung Web KAB. OKI Sumatera Selatan - SMAN 3 Unggulan Kayuagung
Posted by : LUKMAN ADIANSYAH Selasa, 18 Maret 2014

Manusia sebagai makhluk sosial, tentu tidak dapat memisahkan diri dari kebutuhannya terhadap manusia yang lain. Kita tahu bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan di dunia ini terbentuk karena interaksi antar sesama manusia dan benturan kepentingan antara manusia yang satu dengan yang lain. Sejak dahulu hingga sekarang, manusia telah disibukkan dengan keterciptaannya norma dan kehidupan berkelompok mereka. Hingga pada akhirnya disepakatilah aturan-aturan dan norma-norma itu untuk mengatur jalannya keberlangsungan hidup. Oleh sebab itu, kehidupan berkelompok memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia hingga sekarang ini.
Interaksi antar sesama, mempengaruhi terbentuknya sebuah kelompok. Kita tahu bahwa kelompok-kelompok yang terbentuk, memiliki kesamaan ide dan kepentingan, sehingga terbentuklah semacam interaksi hingga disepakatilah untuk menjalani hal tersebut secara bersama-sama agar ide dan kepentingan tersebut dapat tercapai dan sesuai harapan. Meskipun pada proses pembentukannya, terdapat banyak perbedaan sebelum ataupun setelah terbentuknya kelompok itu. Kelompok-kelompok juga memiliki tipe-tipe berdasarkan efektivitasnya, seperti yang dikemukakan oleh Johnson (2006), diantaranya kelompok pseudo, kelompok tradisional, kelompok efektif, dan kelompok kinerja-tinggi. Disini kita akan fokuskan kepada apa itu kelompok pseudo dan bagaimana penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok pseudo diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya diberikan tugas untuk melaksanakannya secara bersama-sama, namun salah satu, bahkan semua anggotanya tidak berminat untuk melaksanakannya. Meskipun mereka berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, tetapi pada hakikatnya mereka bersaing. Mereka berusaha menghambat kinerja satu sama lain, bahkan menyembunyikan informasi dan berusaha menyesatkan sesama anggota. Akibatnya pekerjaan mereka lebih maksimal bila bekerja sendiri dibanding bekerja sama. Contohnya adalah salesman, mereka bersaing untuk menjual produknya agar cepat habis dan memiliki keuntungan yang besar, agar menjadi salesman terbaik tentunya.
Penggolongan pada sistem kelompok semacam ini, memaksa para salesman memahami bahwa mereka tidak perlu menguras tenaga untuk melakukan kinerja yang maksimal dalam berkelompok, karena justru dengan berkelompok mereka akan memiliki keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan bekerja sendiri. Salesman yang tidak dapat menjual dagangannya dengan baik, akan tersingkir karena adanya evaluasi yang secara tidak langsung mengurutkan kinerja mereka dari yang tertinggi hingga yang paling rendah. Sistem ini memang tidak baik jika dipandang dari segi kekompakan kelompok, tetapi dari segi individu yang menjalaninya mungkin inilah jalan yang terbaik demi meraup keuntungan.
Jadi, pada tipe kelompok Pseudo memang memiliki banyak nilai-nilai  negatif yang kurang baik untuk diterapkan di dalam kehidupan berkelompok, tetapi kita harus harus tetap memiliki pandangan yang positif tentang tipe kelompok ini. Nilai yang negatif itu diantaranya tidak kuatnya kerjasama dalam kinerja kelompok, kurangnya komitmen terhadap masa depan kelompok, dan kuatnya aroma persaingan di dalam kelompok yang membuat suasananya tidak kondusif. Tetapi terlepas dari itu semua, kita harus tetap berpikir positif, toh itu semua terjadi karena keadaan, yang terpenting bila kita tidak sedang dalam keadaan seperti keadaan yang dirasakan oleh anggota kelompok bertipe pseudo, setidaknya kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus saling pengertian, komitmen, berkontribusi aktif atas komitmen yang telah dibuat sejak awal terbentuknya kelompok untuk masa depan kelompok yang lebih baik tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok : Edisi Revisi . Cetakan ke-2. Jakarta
          : Bumi Aksara.
Abdi Anwar Rasyid, ‘Ilmu Sosial DasarManusia Sebagai Makhluk Sosial,Serba Gunadarma, 07 April 2013,< https://anwarabdi.wordpress.com/tag/manusia-sebagai-makhluk-sosial//> [diakses 14 Maret 2014 pukul 08.30 WIB]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Good Day -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -